Perbedaan Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif dalam Pembelajaran

Table of Contents

Perbedaan Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif dalam Pembelajaran

Perbedaan Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif dalam Pembelajaran

gurumerangkum.com -  Asesmen adalah elemen penting dalam proses pendidikan yang bertujuan untuk mengevaluasi kemajuan siswa. Dalam dunia pendidikan, terdapat dua jenis asesmen yang sering digunakan, yaitu asesmen formatif dan asesmen sumatif. Meskipun keduanya bertujuan untuk menilai pencapaian siswa, mereka memiliki perbedaan mendasar dalam tujuan, waktu pelaksanaan, dan dampaknya terhadap proses belajar siswa. Artikel ini akan membahas secara rinci perbedaan antara asesmen formatif dan asesmen sumatif, serta bagaimana keduanya berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan yang lebih baik.

Apa Itu Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif?

Sebelum memahami perbedaan antara asesmen formatif dan sumatif, mari kita bahas pengertian keduanya:

  1. Asesmen Formatif: Asesmen formatif dilakukan selama proses pembelajaran untuk memantau kemajuan siswa dan memberikan umpan balik yang bermanfaat untuk memperbaiki proses pembelajaran. Tujuan utama asesmen formatif adalah untuk membantu siswa memperbaiki kekurangan mereka dan mendukung peningkatan pencapaian pembelajaran.
  2. Asesmen Sumatif: Asesmen sumatif dilakukan setelah proses pembelajaran untuk menilai sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Biasanya, asesmen sumatif dilakukan di akhir periode pembelajaran, seperti akhir semester atau setelah selesai mempelajari suatu topik atau unit tertentu.

Perbedaan Utama antara Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif 

Meskipun kedua jenis asesmen ini digunakan untuk menilai pencapaian siswa, mereka memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Berikut adalah perbedaan utama antara asesmen formatif dan asesmen sumatif:

  1. Tujuan:
    • Asesmen Formatif: Bertujuan untuk memberikan umpan balik yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses belajar siswa. Ini membantu pendidik untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi dan apa yang perlu diperbaiki selama proses pembelajaran.
    • Asesmen Sumatif: Bertujuan untuk menilai pencapaian akhir siswa terhadap tujuan pembelajaran. Ini memberikan gambaran tentang sejauh mana siswa telah menguasai materi dan siap untuk melanjutkan ke tahap pembelajaran berikutnya.
  2. Waktu Pelaksanaan:
    • Asesmen Formatif: Dilakukan secara berkala selama proses pembelajaran, bisa di awal, tengah, atau akhir sesi pembelajaran. Tujuannya adalah untuk memberikan umpan balik yang terus menerus.
    • Asesmen Sumatif: Dilakukan di akhir periode pembelajaran, seperti setelah satu bab, semester, atau program pembelajaran selesai.
  3. Jenis Instrumen yang Digunakan:
    • Asesmen Formatif: Menggunakan berbagai teknik seperti kuis singkat, tugas rumah, observasi, diskusi kelas, atau peta konsep untuk memantau kemajuan siswa.
    • Asesmen Sumatif: Biasanya menggunakan tes akhir, ujian, portofolio, atau penilaian proyek yang menyeluruh untuk menilai pencapaian akhir siswa.
  4. Dampak pada Nilai Akhir:
    • Asesmen Formatif: Hasil asesmen formatif tidak mempengaruhi nilai akhir siswa, karena lebih berfokus pada perbaikan dan perkembangan siswa selama proses pembelajaran.
    • Asesmen Sumatif: Hasil asesmen sumatif langsung mempengaruhi nilai akhir dan dapat digunakan untuk menentukan kelulusan siswa atau kenaikan kelas.
  5. Fokus Pembelajaran:
    • Asesmen Formatif: Berfokus pada proses pembelajaran itu sendiri, memperbaiki cara belajar, dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
    • Asesmen Sumatif: Berfokus pada hasil akhir dan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kapan Menggunakan Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif? 

Kedua jenis asesmen ini memiliki peran yang berbeda dalam mendukung proses pembelajaran, dan keduanya sangat penting untuk diterapkan secara seimbang. Berikut adalah waktu yang tepat untuk menggunakan masing-masing jenis asesmen:

  1. Kapan Menggunakan Asesmen Formatif? Asesmen formatif digunakan sepanjang proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik yang bermanfaat. Beberapa contoh penggunaan asesmen formatif adalah:
    • Di awal pembelajaran: Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam mempelajari materi yang akan datang.
    • Selama pembelajaran: Untuk mengevaluasi pemahaman siswa dan memberikan umpan balik yang memungkinkan siswa memperbaiki kesalahan atau memperdalam pemahaman mereka.
    • Di akhir setiap sesi pembelajaran: Untuk memeriksa apakah siswa telah memahami materi yang diajarkan dan siap melanjutkan ke topik berikutnya.
  2. Kapan Menggunakan Asesmen Sumatif? Asesmen sumatif digunakan pada akhir periode pembelajaran untuk menilai pencapaian akhir siswa. Beberapa contoh penggunaan asesmen sumatif adalah:
    • Pada akhir semester: Untuk menilai pencapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
    • Setelah selesai mempelajari satu topik atau unit: Untuk menentukan sejauh mana siswa telah menguasai materi yang diajarkan dalam periode tersebut.

Manfaat Asesmen Formatif dan Sumatif 

Kedua jenis asesmen ini memiliki manfaat yang penting bagi pendidik dan siswa. Berikut adalah beberapa manfaat dari masing-masing jenis asesmen:

  1. Manfaat Asesmen Formatif:
    • Untuk Pendukung Pembelajaran: Asesmen formatif memungkinkan pendidik untuk menyesuaikan metode pengajaran mereka berdasarkan hasil yang didapat dari siswa.
    • Untuk Siswa: Asesmen formatif memberikan umpan balik yang memungkinkan siswa memperbaiki pemahaman mereka selama proses pembelajaran.
  2. Manfaat Asesmen Sumatif:
    • Untuk Evaluasi Hasil Belajar: Asesmen sumatif memberikan gambaran tentang sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran, yang sangat penting untuk menentukan kelulusan atau kenaikan kelas.
    • Untuk Pencapaian Tujuan: Asesmen sumatif memungkinkan pendidik untuk mengetahui apakah siswa siap melanjutkan ke topik atau jenjang pembelajaran berikutnya.

Mengintegrasikan Asesmen Formatif dan Sumatif dalam Pembelajaran

Menggunakan kedua jenis asesmen secara bersamaan dapat memberikan manfaat yang lebih besar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berikut adalah cara untuk mengintegrasikan keduanya:

  1. Menggunakan Asesmen Formatif untuk Menyempurnakan Pembelajaran: Pendidik dapat menggunakan asesmen formatif untuk memberikan umpan balik yang membantu siswa memperbaiki kesalahan atau memperdalam pemahaman mereka sebelum melanjutkan ke asesmen sumatif.
  2. Menggunakan Asesmen Sumatif untuk Menilai Kemajuan Akhir: Setelah melakukan asesmen formatif dan memberikan umpan balik yang diperlukan, pendidik dapat melakukan asesmen sumatif untuk menilai pencapaian akhir siswa.

Kesimpulan: 

gurumerangkum.com - Perbedaan antara asesmen formatif dan asesmen sumatif sangat penting untuk dipahami dalam konteks pembelajaran. Asesmen formatif berfokus pada memperbaiki proses pembelajaran dan memberikan umpan balik yang berguna, sementara asesmen sumatif menilai pencapaian akhir siswa terhadap tujuan pembelajaran. Mengintegrasikan kedua jenis asesmen ini akan membantu meningkatkan kualitas pembelajaran dan memastikan bahwa siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal.

SFAQ (Sering Ditanyakan):

  1. Apa perbedaan utama antara asesmen formatif dan sumatif? Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik selama pembelajaran, sedangkan asesmen sumatif menilai pencapaian akhir siswa.
  2. Kapan asesmen formatif sebaiknya dilakukan? Asesmen formatif dilakukan sepanjang proses pembelajaran untuk memantau perkembangan siswa.
  3. Apa manfaat asesmen sumatif? Asesmen sumatif menilai pencapaian siswa di akhir periode pembelajaran dan digunakan untuk menentukan kelulusan atau kenaikan kelas.
  4. Dapatkah asesmen formatif mempengaruhi nilai akhir? Tidak, asesmen formatif tidak mempengaruhi nilai akhir siswa.
  5. Bagaimana cara mengintegrasikan asesmen formatif dan sumatif? Asesmen formatif digunakan untuk memberikan umpan balik dan memperbaiki proses pembelajaran, sedangkan asesmen sumatif digunakan untuk menilai pencapaian akhir.

 

Posting Komentar