Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial pada Pendidikan Dasar dan Menengah
Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial pada Pendidikan Dasar dan Menengah
landasan pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial (KA)
Secara umum, landasan pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial (KA) dalam pendidikan dasar dan menengah di Indonesia dibangun atas empat pilar utama, yang dijelaskan secara mendalam dalam dokumen Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial terbitan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Februari 2025):
1. Landasan Filosofis dan Pedagogis
- Berangkat dari filosofi pendidikan nasional dan pemikiran tokoh seperti Ki Hadjar Dewantara serta tokoh global seperti John Dewey.
- Pendidikan dipandang sebagai usaha membangun peradaban manusia, menekankan kemandirian, keberdayaan, dan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
- Dari sisi pedagogis, didasari oleh teori-teori seperti:
- Konstruktivisme (Piaget, Vygotsky): pembelajaran berbasis eksplorasi dan pemecahan masalah.
- Computational Thinking (Jeanette Wing): berpikir sistematis melalui dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma.
- Konektivisme (George Siemens): belajar melalui jejaring digital dan kolaborasi.
- Multiple Intelligences (Howard Gardner): mengakomodasi berbagai kecerdasan dalam pembelajaran KA dan koding.
2. Landasan Sosiologis
- Respon terhadap perubahan masyarakat yang semakin terdigitalisasi.
- Koding dan KA dilihat sebagai bagian penting dari menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0.
- Adanya kebutuhan untuk mengurangi kesenjangan digital, meningkatkan literasi digital, dan menciptakan masyarakat yang mampu beradaptasi dan berinovasi dengan teknologi.
3. Landasan Yuridis
- Berbasis pada berbagai regulasi dan undang-undang nasional:
- UUD 1945 (Pasal 31): hak atas pendidikan.
- UU No. 20 Tahun 2003: Sistem Pendidikan Nasional.
- UU No. 59 Tahun 2024: RPJPN 2025–2045 (visi Indonesia Emas 2045).
- PP No. 57 Tahun 2021 dan Permendikbudristek terbaru: penyesuaian standar dan kurikulum pendidikan terhadap perkembangan zaman dan teknologi.
4. Landasan Empiris
- Didukung oleh praktik internasional: banyak negara seperti Singapura, Korea Selatan, dan Australia telah memasukkan KA dan koding ke dalam kurikulum.
- Indonesia mulai mengadopsi pendekatan serupa, dengan memperhatikan kesiapan infrastruktur, guru, dan regulasi.
- Data dari IMDI dan berbagai laporan menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk meningkatkan keterampilan digital di kalangan pelajar Indonesia.
Secara keseluruhan, keempat landasan ini menjadi dasar kuat bagi kebijakan integrasi koding dan kecerdasan artifisial ke dalam sistem pendidikan Indonesia demi membentuk generasi yang adaptif, inovatif, dan berdaya saing global.
Apa itu Koding dalam Pendidikan?
Koding adalah proses menulis instruksi (kode) yang dapat dipahami oleh komputer untuk menjalankan tugas tertentu. Dalam dunia pendidikan, koding diajarkan:
Sebagai alat untuk mengembangkan berpikir komputasional, logika, dan problem solving. Menggunakan pendekatan yang sesuai usia:
- SD: koding berbasis unplugged (tanpa komputer) dan visual (drag & drop seperti Scratch).
- SMP: mulai mengenal pemrograman blok dan algoritma sederhana.
- SMA/SMK: pemrograman berbasis teks, seperti Python, serta projek nyata.
Apa itu Kecerdasan Artifisial (KA/AI) dalam Pendidikan?
Kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence) adalah kemampuan sistem komputer untuk meniru kecerdasan manusia—seperti belajar, membuat keputusan, dan menyelesaikan masalah.
- Dalam pendidikan, pembelajaran KA mencakup:
- Pemahaman dasar AI, seperti cara kerja sistem cerdas.
- Etika dan tanggung jawab penggunaan AI.
- Teknik dasar KA, seperti pengenalan machine learning, analisis data, dan pengembangan sistem berbasis AI.
Tujuan Integrasi Koding dan KA di Pendidikan:
- Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan analitis.
- Mempersiapkan generasi muda menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0.
- Menumbuhkan budaya inovasi dan kewirausahaan digital.
- Mewujudkan keadilan akses terhadap teknologi di semua wilayah.
- Membentuk peserta didik yang tidak hanya pengguna, tetapi juga pencipta teknologi.
Contoh Aktivitas Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial
- SD: membuat pola logika dengan kartu atau permainan sederhana.
- SMP: membuat game atau animasi dengan Scratch.
- SMA: membuat chatbot, mengolah data dengan Python, atau eksplorasi AI sederhana.
Jadi, koding dan KA dalam pendidikan bukan hanya tentang teknologi, tapi juga pembentukan karakter dan kecakapan hidup yang akan sangat dibutuhkan di masa depan.
Eemen, Materi, dan Capaian Belajar Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA)
Berikut adalah elemen, materi, dan capaian belajar Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) untuk Fase C (kelas 5–6 SD) sebagaimana tercantum dalam naskah akademik Kementerian Pendidikan:
Fase C (Kelas 5–6 SD)
Pembelajaran berfokus pada penanaman fondasi atau pradasar dalam berpikir komputasional, literasi digital, dan pengenalan kecerdasan artifisial.
1. Elemen: Berpikir Komputasional
Materi:
- Pemecahan masalah sehari-hari
- Pemrograman tingkat pradasar: Instruksi. Praktik pemrograman sederhana
Capaian Belajar:
Peserta didik mampu:
- Memahami permasalahan sederhana dalam kehidupan sehari-hari
- Menerapkan pemecahan masalah secara sistematis
- Menuliskan instruksi logis dan terstruktur menggunakan simbol atau kosakata khusus
2. Elemen: Literasi Digital
Materi:
- Manfaat dan dampak teknologi digital
- Produksi dan diseminasi konten digital (pradasar)
- Internet dan sistem komputer (pradasar)
- Keamanan informasi pribadi
Capaian Belajar: Peserta didik mampu:
- Memahami konsep dasar, manfaat, dan dampak teknologi digital
- Memanfaatkan internet secara bertanggung jawab
- Mengamankan informasi pribadi saat berkomunikasi daring
- Menghasilkan dan membagikan konten digital berupa teks dan gambar
3. Elemen: Literasi dan Etika Kecerdasan Artifisial
Materi:
- Konsep KA (pradasar)
- Cara kerja KA (pradasar)
- Manfaat dan dampak KA dalam kehidupan sehari-hari
- Etika penggunaan KA (keadaban)
Capaian Belajar: Peserta didik mampu:
- Memahami bagaimana KA bekerja (misalnya mengenali pola)
- Mengenali manfaat dan risiko dari KA
- Memahami pentingnya tanggung jawab manusia saat menggunakan KA
Fase D (Kelas 7–9 SMP)
- Pengelolaan data
- Pemecahan masalah masyarakat sederhana
- Algoritma (tingkat dasar)
- Pemrograman (tingkat dasar): Instruksi dan Praktik pemrograman
- Mampu menerapkan pengelolaan data
- Mampu menyelesaikan masalah secara sistematis
- Menuliskan instruksi logis menggunakan pemrograman dasar
- Produksi dan diseminasi konten digital (tingkat dasar)
- Mampu membuat dan menyebarkan konten digital seperti audio, video, slide, dan infografis
- Sistem komputer (tingkat dasar)
- Jaringan komputer (tingkat dasar)
- Konsep dan cara kerja KA (tingkat dasar)
- Kualitas data dalam KA
- Manfaat dan dampak KA bagi masyarakat
- Etika penggunaan KA
- Persoalan dalam KA
- Analisis konten hasil KA (seperti deep fake)
- Mampu membedakan cara kerja manusia dan KA dalam memproses informasi
- Menyadari risiko penggunaan KA
- Mengerti bahwa KA bukan pengganti manusia dan dapat menghasilkan output salah atau bias
- Penggunaan perangkat KA sederhana
- Mampu menggunakan perangkat KA dengan kritis dan menuliskan input yang bermakna ke dalam sistem KA
Fase E – Kelas 10 SMA/SMK
- Algoritma (tingkat dasar)
- Pemrograman (tingkat menengah): pseudocode, bahasa pemrograman, praktik pemrograman
- Peserta didik mampu menerapkan berpikir komputasional untuk memecahkan permasalahan sehari-hari yang kompleks
- Produksi dan diseminasi konten digital (tingkat menengah)
- Capaian Belajar:
- Mampu menyajikan konten digital multimedia dan menyebarkannya secara etis dan aman
- .
- Sistem komputer (tingkat menengah)
- Sistem operasi
- Jaringan komputer (tingkat menengah)
- Algoritma (tingkat menengah)
- Pemrograman (tingkat menengah)
- Peserta didik mampu membandingkan beberapa algoritma dan menerapkannya dalam membuat aplikasi
- Basis data (tingkat dasar)
- Pengolahan data (tingkat menengah)
- Peserta didik memahami konsep basis data dan mampu mengolah data secara digital
- Cara kerja KA (tingkat menengah)
- Profesi di bidang KA
- Tanggung jawab etis dan hukum
- Peserta didik memahami cara KA mengenali pola suara dan citra, serta pentingnya tanggung jawab etis dalam penggunaan KA
- Prompt engineering
- AI system design
- Mampu menerapkan teknik prompt engineering, mengevaluasi konten berbasis KA, dan memahami desain sistem KA melalui proses design thinking
Fase F – Kelas 11–12 SMA/SMK
- Himpunan dan struktur data kompleks & abstrak
- Engineering process
- Mampu memecahkan masalah kompleks dalam masyarakat dan melakukan prediksi menggunakan berpikir komputasional
- Internet dan mesin pencari (lanjut)
- Cek fakta digital, membaca lateral
- Produksi & diseminasi konten digital (lanjut)
- Etika digital & hukum sistem digital
- Keamanan digital
- Platform lokapasar dan keuangan digital
- Mampu memproduksi dan menyebarkan konten digital tingkat lanjut untuk mendukung pengembangan aplikasi dan KA
- Jaringan komputer (lanjut)
- Pengelolaan perangkat jaringan
- Keamanan jaringan, troubleshooting, komputasi awan
- Algoritma (lanjut)
- Pemrograman (lanjut) — termasuk IoT dan OOP
- Engineering process
- Mampu mengembangkan aplikasi untuk perangkat IoT dan sistem kompleks lainnya
- Basis data (lanjut)
- Pengolahan data (lanjut)
- Mahadata (big data)
- Mampu menerapkan pengolahan data tingkat lanjut dan memahami mahadata, termasuk data encoding
- Dampak KA terhadap pekerjaan
- Evaluasi masalah KA
- Memahami tanggung jawab etika dan hukum pengembang KA, dan prinsip human-centered
- Algoritma machine learning
- Natural Language Processing (NLP)
- Pengembangan model KA sederhana
- Penggunaan library/API KA
- Mampu membuat solusi berbasis KA, termasuk pengembangan aplikasi dengan model KA generatif yang tersedi
Posting Komentar