8 Keterampilan Mengajar yang Wajib dikuasai Guru

Daftar Isi

 8 Keterampilan Mengajar yang Wajib dikuasai Guru

8 Keterampilan Mengajar yag Wajib dikuasai Guru


Pembelajaran merupakan hasil dari proses kognitif, memori, dan metakognisi yang saling berpengaruh dalam membentuk pemahaman siswa (Muftahul Huda, 2013). Secara umum, pembelajaran dapat dipahami sebagai proses penyampaian informasi dari pendidik kepada peserta didik. Dalam proses ini, guru dituntut mampu menyusun dan menyampaikan informasi dengan cara yang tepat agar dapat dipahami secara utuh oleh siswa.

Kemampuan seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran bukanlah perkara mudah. Diperlukan keterampilan mengajar yang memadai agar siswa dapat belajar secara aktif, terlibat langsung, dan mencapai tujuan pembelajaran.

Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar

Keterampilan dasar mengajar merupakan kemampuan spesifik yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat menjalankan proses pembelajaran secara profesional, efisien, dan efektif (As. Gilcman, 1991). Menurut Turney (1973), terdapat delapan keterampilan dasar yang perlu dikuasai oleh guru untuk mendukung keberhasilan dalam mengajar. Berikut penjelasannya:

1. Keterampilan Bertanya

Bertanya adalah alat penting dalam pembelajaran. Melalui pertanyaan, guru tidak hanya mengukur pemahaman siswa, tetapi juga merangsang daya pikir dan mendorong partisipasi aktif. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills), guru perlu merancang pertanyaan yang menantang dan menggugah imajinasi siswa.

Guru sebaiknya menghindari kebiasaan seperti menjawab pertanyaan sendiri, mengulangi pertanyaan yang sama, atau menunjuk siswa sebelum mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang efektif memiliki tujuan, seperti membangkitkan rasa ingin tahu, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, atau mendeteksi kesulitan belajar.

2. Keterampilan Memberi Penguatan

Penguatan adalah respons guru terhadap perilaku siswa, baik secara verbal maupun nonverbal, dengan tujuan memberikan umpan balik. Penguatan positif (pujian, penghargaan, isyarat tubuh seperti jempol atau senyum) diberikan untuk memperkuat perilaku baik siswa. Sementara itu, penguatan negatif bertujuan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan.

Khususnya di jenjang sekolah dasar, penguatan perlu dilakukan secara konsisten agar siswa merasa dihargai dan lebih termotivasi dalam belajar.

3. Keterampilan Memberikan Variasi Stimulus

Variasi stimulus penting untuk menjaga perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Variasi bisa berupa perubahan intonasi suara, penggunaan gerak tubuh, kontak mata, ekspresi wajah, atau perpindahan posisi di kelas. Guru juga bisa menggunakan media belajar atau yel-yel untuk menciptakan suasana yang dinamis.

Contoh: saat guru berkata "eyes on me", murid menjawab "eyes on you", atau dengan tepuk tangan dan aba-aba tertentu agar siswa tetap fokus.

4. Keterampilan Menjelaskan

Guru harus mampu menyampaikan informasi secara terstruktur dan mudah dipahami. Penjelasan yang baik disesuaikan dengan usia dan kemampuan siswa, diselingi dengan tanya jawab, serta dilengkapi contoh nyata yang relevan.

Bahasa yang digunakan harus sederhana dan jelas, materi harus dikuasai dengan baik, serta diakhiri dengan rangkuman untuk memperkuat pemahaman siswa.

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Pembukaan pelajaran ibarat proses "lepas landas", sementara penutupan ibarat "mendarat". Pembukaan yang baik menciptakan suasana siap belajar, menarik perhatian, membangkitkan motivasi, dan memberikan pengantar yang relevan. Sedangkan penutupan berfungsi untuk merangkum, menegaskan kembali materi, dan memberi gambaran tentang pelajaran selanjutnya.

Contoh pembukaan: guru membawa sebuah kotak misterius dan bertanya, "Menurut kalian, apa isi kotak ini?".

Contoh penutupan: guru bertanya, "Apa yang kalian pelajari hari ini?", lalu mengaitkannya dengan topik pekan depan.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok mendorong siswa berpikir kritis dan kolaboratif. Guru bisa membentuk kelompok kecil (2-4 orang) untuk mendiskusikan topik tertentu. Pembagian anggota kelompok bisa disesuaikan dengan kebutuhan—berdasarkan kemampuan yang beragam atau sejenis.

Agar diskusi efektif, guru perlu menyiapkan materi yang relevan dan memberikan arahan yang jelas.

7. Keterampilan Mengelola Kelas

Setiap siswa memiliki karakter yang unik, sehingga mengelola kelas menjadi tantangan tersendiri, terutama di tingkat sekolah dasar. Guru harus menciptakan suasana belajar yang kondusif, meredam gangguan, serta mengatur ritme pembelajaran.

Keterampilan ini mencakup aspek preventif (misalnya menjaga suasana belajar sejak awal) dan represif (menangani gangguan saat terjadi). Seiring pengalaman dan jam terbang, kemampuan guru dalam mengelola kelas akan semakin terasah.

8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Individual

Pembelajaran dalam kelompok kecil atau perorangan diperlukan untuk memberikan perhatian khusus, terutama bagi siswa dengan kebutuhan belajar tambahan. Pendekatan ini membutuhkan empati, komunikasi yang baik, serta hubungan yang dekat antara guru dan siswa agar suasana belajar terasa nyaman dan mendukung.


Penguasaan keterampilan dasar mengajar menjadi kunci keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi dan membentuk karakter siswa. Guru perlu terus berlatih, membuka diri terhadap masukan, dan berkolaborasi dengan sesama rekan pendidik. Supervisi dari kepala sekolah juga sangat membantu untuk memantau dan meningkatkan keterampilan mengajar guru.

Selain delapan keterampilan tersebut, guru juga perlu membangun karakter yang baik, karena pada akhirnya, mengajar bukan hanya soal transfer ilmu, tetapi juga tentang keteladanan dan pembentukan nilai-nilai kehidupan.

Posting Komentar